Selasa, 08 Februari 2011

Laporan Praktek kerja lapangan


I.                   PENDAHULAUAN

1.1  Latar Belakang

Bertitik tolak dari keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: HK.00.06.3.1.0476A tentang pendoman umum menyelenggarakan program pendidikan Diploma III Kesehatan serta yang dituangkan akademik mahasiswa/I semester VI berdasarkan kurikulum pendidikan diwajibkan untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan yang diberikan beben studi sebanyak 6 SKS.

1.2  Perumusan Masalah

Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Seberang Padang ditemukan beberapa kendala seperti waktu pengambilan obat di apotik sering terjadi keterlambatan dalam penyiapan resep. Keterlambatan ini terjadi antara lain karena persediaan obat tidak ada, penulisan resep tidak jelas atau tidak lengkap.

Bila penulisan resep tidak jelas dan tidak lengkap maka AA harus menghubungi dokter penulis resep untuk mendapat penjelasan. Hal ini akan mengganggu pelayanan yaitu bertambah lama penderita mendapat obat yang kan ditebus.

1.3  Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Seberang Padang adalah untuk memberikan gambaran secara singkat mengenai peresepan rasional yang dilaksanakan selama di Puskesmas Seberang Padang serta kendala kendala yang ditemukan selama melakukan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Seberang Padang






1.4  Manfaat

Bagi Mahasiswa farmasi kegiatan penulisan resep juga merupakan perwujudan hubungan antara profesi dokter, apoteker dan penderita, sehingga perlu terjalin kerja sama yang baik dan professional. Bila terjadi permasalahan dalam sebuah resep, apoteker dapat menghubungi dokter penulisan resep untuk meminta penjelasan, sehingga kesalahan dalam pemberian obat dapat dihindari.
Bertitik tolak dari hal-hal diatas, yaitu untuk mengetahui sejauh mana gambaran penulisan resep rasional sesuai dengan kaidah yang masih diikuti oleh dokter pada penderita rawat jalan di puskesmas seberang padang























II.TINJAUAN PUSTAKA
1.5              Tinjauan Puskesmas
1.5.1        Pengertian, Kegiatan Pokok dan Fungsi Puskesmas

A.    Pengertian
              Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu, kepada masyarakat  di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
            Dengan kata lain perkataan puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan  kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.

B.     Kegiatan pokok
            Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda pula. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1.      Pengobatan
2.      Keluarga Berencana ( KB)
3.      Kesehatan Masyarakat
4.      Gizi
5.      Pelayanan kesehatan
6.      Penyuluhan

Untuk menunjang kegiatan pokok tersebut , dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang merata maka pemerintah memberikan bantuan pembangunan sarana kesehatan yaitu penyediaan obat-obatan di setiap unit pelayanan kesehatan

C.    Fungsi
Fungsi Puskesmas :
1.      Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
2.      Membina peranserta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3.      Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah kerjanya.


PASIEN DARURAT
 
MEDICAL RECORD
 
POLI UMUM /BP
 
RAWAT SAMPAI SEMBUH
 
PERLU DI RUJUK
 
BUAT SURAT RUJUKAN, SIAPKAN AMBULANS, BAWA PASIEN KE RS
 
LANGSUNG KETANGAN PERAWAT
DITANGANI DAN DIEVALUASI
 
MENERIMA OBAT DARI APOTIK
 
PASIEN PULANG
 
KONSULTASI
 
MENUNGGU OBAT DI APOTIK
 
PERLU KONSULTASI
KE BAGIAN LAIN

 
PASIEN DATANG
 
REGISTRASI LOKET
 
ALUR PELAYANAN PUSKESMAS SEBERANG PADANG

TIDAK


                                   
                                     YA















PUSTU ALANG LAWAS
SUPRIANTI
 
KORDINASI YAN MEDIK
 
Dr. ZULFATMI
 


PENGOBATAN
1.       UMUM
DR FERNI OKTAVIA
2.       GIGI
Dr, Erling Sukowati
3.       KIA / KB
IBU
Yeni Herawati,Amd.kep
ANAK
YENI ASTUTI
KB
           Nursima  Hayati,Amd.kep
                Klinik Bersalin
DELINOVA YUNITA
RIZKA MIDRIATI
SARI SANTI
LIZA OKTADINA
EDIS SUWARTI
ZARNI HANAMA
RUSNI
SUSILAWATI
WAHYUNI YUISAR
RAMADANI

PROGRAM PENUNJANG
APOTIK
                JOZSI ROSCE
RR
                OSLIATI
                NORIAN
LABOR
                NURHAIDA
                MELDAWATI,AMAK
 


P2P         TB PARU
                SITI ZAINAB
                DIARE
                ROLIDAH. H. Amd. Kep
                DBD
                NOVARIZAL , Bsc
                ISPA
                YENI ASTUTI
                Rabies
                ROSHAINI
                Kusta
                SITI ZAINAB
                Imunisasi
                SURATMI, Amd. Kep
                KESEHATAN LINGKUNGAN
                NOVARIZAL , Bsc
                PROMOSI KESEHATAN
                SRI MINA, Amd. Kep
                GIZI
                MERY  ROSBITA, H, AMG
                PROGRAM TAMBAHAN
                UKS
                Tuti Ernawati, Amd, kep
                UKGS
                Dr, Erling Sukowati
                LANSIA
                Rita Novira, Amd, Kep
                JIWA
                Rorhaini, Amd, Kep
 
Dr. Hj. DIAN LEONITA
 
KORDINASI YAN KES
 
ESTINDA, SKM

 
Dr.ZULFATMIITA
 
Dr. Hj. DIAN LEONITA
 
PERENCANAAN
 
KEPALA TATA USAHA
ESTINDA, SKM
 
PERLENGKAPAN
SITI ZAINAB
 
KEUANGAN
WELLY NOVIZA
 
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA PUSKESMAS
Dr. SANDRA YELLI
 
PUSKESMAS SEBERANG PADANG
 





























1.6  Standart Operating Procedur (SOP)

SOP ( Tatalaksana pada proses pengobatan) adalah segala tindakan medik akan meringankan beban penderitaan pasien, tidak terbatas pada pemberian obat  yang selanjutnya pasien akan melakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dan anjuran dokter.

Komponen –komponen dari siklus pengobatan : 
1.6.1        Anamnesis
Tujuan Anamnesis ini adalah untuk mencari berbagai informasi yang berkaitan dengan penyakit pasien.
Melakukan Anamnesis yang baik perlu di tuntut pengetahuan cukup mengenai penyakit , fatofisiologi, cara penularan, faktor resiko dan lain-lain.
Aspek-aspek pertanyaan dalam Anamnesis :
1.      Keluhan pasien ( gejala-gejala yang dirasakan yang mendorong pasien untuk berobat)
2.      Riwayat perjalanan penyakit, lamanya penyakit.
3.      Sifat penyakit ( akut, kronis, kumat-kumatan)
4.      Upaya pengobatan yang telah dilakukan
5.      Faktor penyebab
6.      Riwayat keluarga
Kejelian seorang dokter dibutuhkan dalam mngidentifikasi gejala utama yang paling di keluhkan oleh pasien, kemudian perlu ditanyakan kepada pasien yaitu pertanyaan yang paling relevan menyangkut dengan penyakit pasien  yaitu pertanyaan yang mengarah pada penyakit pasien/diagnosis terutama keluhan patogomonik.

2.2.2 Pemeriksaan
Setelah anamnesis, maka pemeriksaan dilakukan.Secara umum pemeriksaan ada 3 :
A.Pemeriksaan fisik
Meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, dan respirasi, dilakukan untuk melihat tanda-tanda patognomonik (khas) dari suatu penyakit.

B.Pemeriksaan laboratorium
Diperlukan untuk mendukung diagnosis kerja, dan dapat juga menetapkan diagnosis pasti dari suatu penyakit.
Misalnya : Diabetes Mellitus
C.Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan jika pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium belum memberikan dasar yang cukup menegakkan diagnosis pasti. Pemeriksaan penunjang ini berguna untuk menegakkan diagnosis kondisi tertentu, misalnya foto thorax.

2.2.3 Penegakan Diagnosis
Penegakan diagnosis merupakan kesimpulan dokter terhadap hasil pemeriksaan (anamnestik/klinik). Diagnostik dapat bersifat pasti/kemungkinan, tetapi yang penting setiap keputusan intervensi terapi paling tidak harus berdasar pada diagnosis kerja yang paling sesuai.
Pemilihan Intervensi terapi
Setelah diagnosa dilakukan, dokter harus menetapkan pilihan intervensi terapi yang terbaik bagi pasien.
Jenis Intervensi :
1) Intervensi dengan obat
2) Intervensi tanpa obat
3) Intervensi kombinasi
Pemberian obat oleh dokter harus dengan indikasi yang jelas, apabila intervensi obat tidak diperlukan maka alternative terbaik adalah intervensi gizi. Intervensi gizi ini lebih bermanfaaat dibandingkan dengan meresepkan vitamin. Intervensi dengan obat maka dipilih obat yang memberi khasiat maksimal dan efek sampaing minimal serta harga terjangkau.

2.2.4 Pemberian Informasi
Pemberian informasi pada pasien tidak terbatas pada saat pemberian obat saja, tetapi juga prosedur pengobatan, cara mengatasi, cara pencegahan, dampak negatif yang akan diberikan serta efek samping. Pemberian informasi ini bertujuan agar obat diminum secara benar oleh pasien.
Cara-cara untuk menilai perkembangan penyakit pasien :
    a.Meminta pasien untuk datang kembali pada hari yang ditentukan.
    b.Meminta pasien untuk datang kembali jika keluhan berkurang atau kondisinya makin memburuk.
2.3 Penggunaan Obat yang Rasional
Pemakaian obat dikatakan rasional jika memiliki kriteria :
§  Sesuai indikasi penyakit
§  Dosis tepat
§  Interval waktu pemberian tepat
§  Lama pemberian tepat
§  Efektif, mutu terjamin, dan aman
Pendukung pemakaian obat yang rasional :
1.Ketepatan Diagnosis
Dibutuhkan kejelian seorang dokter dalam mendiagnosa penyakit sehingga pengobatan yang diberikan tidak keliru.
2.Ketepatan Indikasi Penggunaan Obat.
3.Indikasi penggunaan obat hanya dibutuhkan oleh pasien yang memang membutuhkan obat.
4.Ketepatan Pemilihan Obat.

Proses pemilihan obat yang digunakan oleh pasien sesuai dengan penyakit yang diderita diperlukan beberapa pertimbangan :
Ø  Efek terapi apa yang digunakan
Ø  Kelas terapi apa yang digunakan untuk memperoleh efek terapi yang spesifik
Ø  Pemilihan obat dengan kelas terapi yang spesifik yang memberikan manfaat besar dan resiko kecil
Ø  Efek samping dan kontraindikasi
Ø  Harga obat dan biaya untuk satu pengobatan
2.4 Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk membuat atau menyerahkan obat kepada pasien.
Type resep :
1.      Resep officinalis yaitu resep yang ditulis oleh dokter berdasarkan pada buku standar resmi.
2.      Resep  margistralis yaitu resep yang ditulis atau diformulasi sendiri oleh dokter sesuai dengan pengalaman.
Jenis resep :
1.      Resep asli yaitu resep yang ditulis sendiri oleh seorang dokter didepan penderitanya.
2.      Copy resep yaitu resep asli yang disalin kembali oleh apoteker dan ditulis p.c.c ( pro copy conform )
Yang berhak menulis resep adalah :
1.      Dokter umum/spesialis.
2.      Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut.
3.      Dokter hewan, terbatas pada pengobatan untuk hewan.


2.4.1 Yang Harus Ditulis Dalam Resep
1. Nama Poliklinik.
Nama poliklinik sudah ada pada kop kertas resep atau dengan memakai stempel nama poliklinik.
2. Nama Dokter.
Nama dokter sudah ada pada kop kertas resep atau dengan memakai stempel nama dokter.
3.      Tanggal Resep                                                                                                                        Tanggal kapan resep di tulis oleh dokter yang bersangkutan
4.      Nama Obat
Nama obat harus di tulis dengan jelas dan tidak memakai kependekan yang tidak resmi sehingga bisa terhindar dari kesalahandalam membaca resep.
5.      Dosis/ kadar
Dosis adalah takaran pemakaian obat.
Macam-macam dosis:
a.       Dosis terapi yaitu dosis sesuai dengan efek terapi yang diinginkan
b.      Dosis maksimum yaitu dosis tertinggi yang masih dapat di berikan kepada penderita dewasa. Bila dosis ini di lewati, ada kemungkinan terjadi keracunan, dan bila di kehendaki dokter harus memberikan tanda seru dan paraf di belakang jumlah obat.
c.       Dosis toksik yaitu dosis yang menyebabkan keracunan
d.      Dosis letalis yaitu dosis  yang bisa menyebabkan kematian.

Pemberian dosis untuk anak menurut :

A.    Rumus Clark

W      X  Dosis Maksimum Dewasa
68
W=berat badan
B.      Rumus goubius
1 tahun =1/12x dosis maksimum dewasa
2 tahun = 1/8 x dosis maksimum dewasa
3 tahun = 1/6 x dosis maksimum dewasa
4 tahun = 1/4 x dosis maksimum  dewasa
14 tahun = ½ x dosis maksimum dewasa
20 tahun = 2/3 x dosis maksimum dewasa

C.      Rumus young
D.    Rumus cowling
6.      Jumlah obat
Jumlah obat diperlukan untuk mendapatkan efek terapi yang di harapkan terutama pada obat antibiotika, karena bisa menyebabkan resistensi bila jumlahnya tidak mencukupi. Biasanya untuk antibiotik diberikan untuk pemakaian 3 sampai 5 hari.
7.      Signatura
Signatura adalah catatan penting untuk penderita bagaimana cara pemakaian obat terutama untuk obat pemakaian oral sehingga didapatkan efek terapi obat yang diinginkan.
Misal: Stdd tab 1
            S4dd cth 1
            Sprn pulv 1 max 3x

Untuk resep yang mengandung narkotika, cara pakai obat harus jelas seperti diatas dan tidak boleh S u n (signa usus notus) atau S u c (signa usus cognitus).
8.      Paraf atau tanda tangan dokter
Paraf atau tanda tangan merupakan legalitas dari sebuah resep. Paraf ditulis jika resep mengandung selain obat narkotika dan tanda tangan untuk resep yang mengandung obat narkotika.
9.      Nama penderita
Nama penderita diperlukan untuk nenghindari dari kesalahan dalam pemberian obat.
10.  Umur penderita
Umur penderita diperlukan untuk menentukan dosis obat, terutama bila penderitanya anak dibawah umur 20 tahu


III.KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1  Waktu dan tempat
            Berdasarkan jadwal yang disusun oleh akademi,kegiatan kerja lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 25 januari s/d 06 februari 2010,dipuskesmas seberang padang.
            Tempat dilaksanakan kegiatan ini sub unit di puskesmas seberang padang yaitu antara lain :

a.       Sub unit apotik
b.      Ruang poliklinik umum (BP)
c.       Ruang imunisasi
            3.2 kegiatan pelaksanaan
              A. Sub Unit Apotek
            Kegiatan prktek kerja lapangan yang dilakukan di ruang apotek adalah:
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan di ruang apotek adalah :
1.      membaca resep dokter yang masuk dan pembukuan resep
·         Penomoran Resep.
·         Pengarsipan Resep :
o   Berdasarkan jenis kunjungan,
o   berdasarkan jenis pelayanan Resep di simpan : BP, Umum, Gigi
·         Pencatatan
o   Jumlah pemakaian masing-masing resep
o   Total pemakaian ditambah sisa di apotik.
·         Setiap satu bulan sekali apotik membuat laporan dan diserahkan kepada pengelolah obat puskesmas ( Gudang obat) kepada puskesmas untuk di teruskan pelaporannya untuk tingkat II, karena laporan apotik ke pengelolah obat,  untuk permintaan obat  bulan berikutnya
2.      Pelayanan resep meliputi :
·         Memahami resep dan kelengkapan resep
·         Mengambil obat sesuai resep
·         Formulasi tentang peracikan obat.
·         Pengemasan obat dan pemberian etiket.
·         Penyerahan obat kepada pasien.
·         Pemberian informasi obat mengenai cara pemakaian dan kapan obat harus dihentikan pemakaiannya.
3.      Tanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan obat di apotek meliputi :
·         Dari mana apotek mendapatkan obat.
·         Penyaluran atau pendistribusian obat yang dilakukan apotek ke ruang Poliklinik Umum, Poli Gigi dan KIA.
·         Penyaluran ampra obat ke puskesmas pembantu setiap triwulan.
4.      Tanya jawab tentang hal yang berhubungan dengan obat di gudang obat Puskesmas Seberang Padang.

B.     Gudang Obat
Kegiatan yang dilaksanakan di bagian gudang obat ini antara lain :
1.      Menyusun obat berdasarkan abjadnya.
2.      Memisahkan susunan obat antibiotik dan bukan antibiotik.
3.      Membuat kartu stock obat.
4.      Memisahkan obat yang sudah kadaluarsa yang nantinya akan dimusnahkan.
5.      Menyalurkan obat kepada puskesmas-puskesmas pembantu.
6.      Membuat data tentang obat yang masuk dari gudang farmasi.
7.      Pencatatan keadaan obat di gudang obat, dicatat setiap kali terjadi perubahan keadaan obat, misalnya :
·         Saat obat datang
·         Saat obat keluar
8.      Pelaporan satu bulan sekali di sampaikan ke GFK oleh penanggung jawab obat, laporan terdiri dari :
·         LPLPO
·         10 macam pemakaian obat terbanyak.
·         10 macam pemakaian obat antibiotika terbanyak.
·         Laporan OKT dan Narkotik
9.      Amprah obat dari gedung HCSP ke GFK dilakukan :
·         Per triwulan di berikan dalam bentuk LPLPO
10.  Sumber-sumber obat yang ada di puskesmas :
·         GFK Tk II ( berasal APBD II Pemko Padang )
·         Propinsi ( Kanwil Kesehatan )
·         Program-program yang ada pada, Gizi, Imunisasi, KIA
·         Jamkesmas

B. Poliklinik Umum
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang di Poliklinik Umum meliputi :

1.      Pengamatan alur bagaimana pasien sampai menerima obat meliputi:
Pasien mendaftar ditempat karcis, kemudian di lanjutkan dengan pengambilan status dan menunggu. Diruang tunggu sebelum dilakukan pemeriksaan oleh dokter, dilakukan pemeriksaan awal oleh perawat yang bertugas. Pasien menerima resep dan resep  tersebut masuk ke apotik  kemudian obat diterima oleh pasien dengan memberikan informasi cara meminum obat yang baik dan benar.

2.      Pemindahan status pasien mulai dari nomor, nama, umur, diagnosa serta obat ke buku laporan.
3.      Membaca peresepan yang rasional
4.      Pemindahan jenis penyakit pasien yang merupakan kasus terbaru kedalam buku diagnosa.
5.      Pengamatan alur pemeriksaan pasien mulai dari pasien itu dipanggil, pengukuran tekanan darah, pengisian kolom amnesis berdasarkan keluhan pasien sampai pasien tersebut diperiksa oleh dokter.



C.     Ruangan Imunisasi
            Kegiatan praktek kerja lapangan yang dilakukan diruang Imunisasi meliputi :
1.      Tanya jawab dengan penanggung jawab di ruang imunisasi mengenai penyimpanan, pemesanan, pelaporan vaksin, dan kegiatan posyandu serta imunisasi.
2.      Membantu kegiatan posyandu yang diadakan di pos-pos pelayanan satu kali dalam sebulan meliputi :
-          Menimbang berat badan
-          Mengukur tinggi badan
-          Memberikan Vit A
1.      Balita                           : 200.000 UI berwarna merah
2.      6 bulan – 1 tahun        : 100.000 UI berwarna biru.
-          Pemberian imunisasi untuk bayi dan balita.
-          Pemberian imunisasi ibu hamil.
3.      Membantu kegiatan imunisasi yang dilaksanakan pada hari sabtu meliputi :
-          Pemberian imunisasi pada bayi dan balita yaitu ( BCG, DPT, Campak, Polio dan hepatitis).
-          Pemberian suntikan TT kepada calon pengantin.
4.      Tanya jawab dengan penanggung jawab ruangan imunisasi mengenai kegiatan-kegiatan di posyandu lansia.
5.      Membantu proses kegiatan penyimpanan vaksin setelah dilakukan kegiatan posyandu dan imunisasi.


IV. PEMBAHASAN

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada Apoteker untuk membuat atau menyerahkan obat kepada penderita.penulisan resep harus mengikuti kaedah atau aturan yang telah di tetapkan. Resep yang jelas dan lengkap diharapkan dapat menghindari kesalahan pada  pemberian obat, juga tercapainnya pelayanan yang sehat. Penulisan resep yang di lakukan di Puskesmas Seberang Padang khususnnya dibagian poklinik umum ( BP ), pada umumnya sudah sesuai dengan standar diagnosa pasien, dan berdasarkan ketersediaan obat yang ada di Puskesmas itu sendiri. Dimana berdasarkan diagnosa meliputi : tepat dosis,tepat interval waktu pemberian, tepat lamannya pemberian, obat efektif dengan mutu yang terjamin dan aman, dan tersedia dengan harga yang terjangkau.Dimana perbedaan dalam penulisan resep oleh seorang dokter itu merupakan seni dan keahlian seorang dokter dalam menetapkan terapi penderita, sehingga tercapainya penggunaan obat yang tepat dan rasional. Akan tetapi yang harus diperhatikan pada penulisan resep yaitu perlu kejelasan penulisan nama obat dan jumlah obat supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan obat dan dalam pelayanan tidak terganggu dan juga bertambah lamannya pasien menunggu mendapatkan obat. 
               
               







V. KESIMPULAN DAN SASARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktek kerja lapangan yang telah di lakukan di bagian poliklinik umum (BP) meliputi :
  1. Penulisan resep telah sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan resep yang jelas dan lengkap sesuai dengan diagnosa pasien
  2. Dan perbedaan penulisan resep oleh seorang dokter yaitu merupakan seni dan keahlian dokter dalam menetapkan terapi pada penderita

5.2 SARAN
Disarankan kepada dokter penulis resep di puskesmas khususnya di bagian poli klinik umum agar menulis resep dengan jelas dan lengkap supaya pasien mendapat pelayanan obat secepat mungkin dan dapat terhindar dari kesalahan membaca resep oleh farmasis.










DAFTAR PUSTAKA

  1. Laporan tahunan tahun 2003 Puskesmas Seberang Padang,Kecamatan Padang Selatan,Kota Padang
  2. Pokja peningkatan pengelolaan dan penggunaa obat Proyek Kesehatan IV Departemen RI, 1998 pedoman pengelolaan obat di Puskesmas.
  3. Departemen RI,1988 pelatihan penggunaan obat rasional
  4. Nanizar Zaman-Joenoes,resep yang rasional,jilid 1, Airlangga University press, Surabaya,1995
  5. Anief,M, apa yang perlu diketahui Tentang obat,Gajah Mada University press,Yogyakarta,1987



 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar